SOAL PERTEMUAN 1
1. Tidak selamanya penemuan kebenaran ilmiah diperoleh secara
ilmiah. Kadangkala kebenaran dapat ditemukan melalui proses non ilmiah. Saudara
sebut dan jelaskan 7 kebenaran yang ditemukan melalui proses non ilmiah
tersebut !
2. Hubungan antara penelitian, ilmu dan kebenaran menurut Almack
dan Whitney terdapat perbedaan dalam menetapkan hasil. Menurut pendapat
Saudara, teori mana yang relevan di dalam aplikasinya !
3. Kebenaran Ilmiah dapat diterima dikarenakan oleh tiga hal yaitu
: adanya koheren, adanya koresponden dan pragmatis. Saudara beri 2 (dua) contoh
untuk masing-masing hal tersebut aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Proses berpikir lahir dari suatu rasa sangsi akan sesuatu dan
keinginan untuk memperoleh suatu ketentuan, yang kemudian tumbuh menjadi suatu
masalah yang khas. Saudara sebut dan jelaskan bagaimana kira-kira proses yang
terjadi ketika berpikir !
5. Saudara jelaskan kontribusi dari teori terhadap penelitian !
6. Saudara jelaskan dan beri contoh dari kualifikasi peneliti
menurut Whitney (1960) !
7. Apakah perbedaan antara penelitian kualitatif dengan penelitian
kuantitatif, berikan contoh untuk masing-m asing jenis penelitian tersebut !
8. Di negara-negara yang sedang berkembang, pengembangan penelitian
sangat ditentukan oleh tingkat pengetahuan, keterampilan serta kualifikasi si
peneliti. Menurut Boyce dan Evenson, ada 4 (empat) tingkat keterampilan dalam
melaksanakan penelitian yaitu : keterampilan inventif, keterampilan teknis,
keterampilan teknis-ilmiah dan keterampilan ilmiah-konseptual. Saudara jelaskan
dan beri contoh aplikasinya untuk masing-masing tingkat keterampilan dimaksud.
SOAL
PERTEMUAN 2
1. Penelitian dengan metode sejarah, amat luas lapangannya. Di
lapangan pendidikan serta lapangan ilmu perilaku yang lain. Saudara jelaskan
dan beri contoh dari penelitian dengan metode sejarah dalam dunia pendidikan
dan ilmu perilaku lainnya !
2. Saudara jelaskan perbedaan mendasar antara Remain dengan Dokumen
dan beri contoh untuk masing-masing !
3. Penelitian historis banyak sekali macamnya. Akan tetapi, secara
umum, dapat dibagi menjadi 4 (empat) jenis, yaitu : Penelitian Sejarah
Komparatif, Penelitian Yuridis atau Legal, Penelitian Biografis dan Penelitian
Bibliografis. Saudara jelaskan dan beri contoh untuk masing-masing jenis
penelitian tersebut !
4. Saudara jelaskan apa yang dimaksud dengan metode survei dengan
studi kasus !
5. Saudara jelaskan kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh Studi
Kasus !
6. Jika seorang peneliti mempunyai teman peneliti (co-worker) dalam
melaksanakan percobaan, maka team work amat diperlukan. Saudara jelaskan
kebaikan-kebaikan adanya teman di dalam meneliti (team work) !
7. Apabila dihubungkan antara penelitian dan tindakan, maka dapat
kita lihat hubungan antara penelitian dan tindakan. Saudara jelaskan hubungan
dimaksud !
8. Saudara sebutkan perbedaan antara penelitian deskriptif dengan
penelitian eksperimen !
JAWABAN PERTEMUAN 1
1. Kebenaran dapat
diperoleh melalui proses non ilmiah, seperti :
- Penemuan Kebenaran Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran
secara kebetulan tidak lain dari takdir Allah. Walaupun penemuan kebenaran
secara kebetulan bukanlah kebenaran yang ditemukan secara ilmiah, tetapi banyak
penemuan tersebut telah menggoncangkan dunia ilmu pengetahuan. Misalnya,
penemuan kristal urease oleh Dr. J.S. Summers adalah secara kebetulan
saja di tahun 1926.
Akan tetapi, tidak
selalu penemuan secara kebetulan merupakan kebenaran asasi. Adakalanya,
penemuan secara kebetulan dapat nmembuat seseorang menjadi tertipu karena hubungan
yang seakan-akan ada artinya padahal hubungan tersebut berdiri sendiri-sendiri.
- Penemuan Kebenaran Secara Common Sense (akal sehat)
Common Sense merupakan serangkaian konsep atau bagan konsepsual yang memuaskan untuk
digunakan secara praktis. Akal sehat dapat menghasilkan kebenaran dan dapat
pula menyesatkan. Karena kebenaran yang diperoleh dengan common sense
sangat dipengaruhi oleh kepentingan yang menggunakannya, maka sering orang
mempersempit pengamatan kepada hal-hal yang bersifat negatif saja. Karena itu
common sense dapat menjurus kepada prasangka.
- Penemuan Kebenaran Melalui Wahyu
Kebenaran yang
didasarkan kepada wahyu merupakan kebenaran mutlak, jika wahyu datangnya dari
Allah melalui Rasul dan Nabi. Kebenaran yang diterima sebagai wahyu bukanlah
disebabkan oleh hasil usaha penalaran manusia secara aktif. Wahyu diturunkan
Allah kepada Rasul dan Nabi. Akan tetapi, kebenaran yang dibawakan melalui
wahyu merupakan kebenaran yang asasi.
- Penemuan Kebenaran Secara Intuitif
Kebenaran dengan intuisi
diperoleh secara cepat sekali melalui proses luar sadar tanpa menggunakan
penalaran dan proses berfikir, ataupun melalui suatu renungan. Kebenaran yang
diperoleh melalui intuisi sukar dipercaya, karena kebenaran tidak menggunakan
langkah yang sistematis untuk memperolehnya.
- Penemuan Kebenaran Melalui Trial dan Error
Bekerja secara trial
dan error adalah melakukan sesuatu secara aktif dengan mengulang-ulang secara
berkali-kali dengan menukar-nukar cara dan materi. Pengulangan tersebut tanpa
dituntun oleh suatu petunjuk yang jelas sampai seseorang menemukan sesuatu.
Penemuan dengan trial dan error memakan waktu yang lama, memerlukan biaya yang
tinggi dan selalu dalam keadaan meraba-raba. Penemuan dengan trial dan error
tidak dikategorikan sebagai penemuan ilmiah.
- Penemuan Kebenaran Melalui Spekulasi
Penemuan kebenaran
secara spekulasi sedikit lebih tinggi tarafnya dari penemuan secara trial dan
error. Jika dalam penemuan secara trial dan error peneliti tidak
mempunyai panduan sama sekali, dalam penemuan dengan spekulasi seseorang
dibimbing oleh suatu pertimbangan, walaupun pertimbangan tersebut kurang
dipikirkan, tetapi dikerjakan dalam suasana penuh dengan resiko. Penemuan
kebenaran dengan spekulatif memerlukan pandangan yang tajam walaupun penuh
spekulatif.
- Penemuan Kebenaran Karena Wibawa
Kebenaran ada kalanya
diterima karena dipengaruhi oleh kewibawaan seseorang. Umumnya kebenaran karena
kewibawaan didasarkan pada logika saja. Kewibawaan seseorang pemimpin politik
dapat menghasilkan suatu kebenaran yang diterima oleh masyarakat. Kebenaran
karena wibawa dianggap suatu kebenaran yang diperoleh tanpa prosedur ilmiah.
2.
Hubungan antara ilmu dan penelitian
adalah seperti hasil dan proses.Yang menurut Almack (1930) hubungan antara ilmu
dan penelitian adalah proses, sedangkan hasilnya adalah ilmu
Akan tetapi Whitney (1960), berpendapat bahwa ilmu dan penelitian
adalah sama-sama proses, sehingga ilmu dan dan penelitian adalah proses yang
sama . hasil dari proses tersebut adalah adalah kebenaran.
Hubungan antara berpikir, penelitian, dan ilmu? Konsep berpikir,
ilmu, dan penelitian juga sama. Berpikir, seperti halnya dengan ilmu, juga
merupakan proses untuk mencari kebenaran. Proses berpikir adalah refleksi yang
hati-hati dan teratur.
3.
Umumnyatu kebenaran ilmiah dapat diterima
dikarenakan oleh tiga hal :
a. Teori Kebenaran Korespondensi (berhubungan) Tokoh Korespondensi dan Pengertiannya Teori ini dikenal sebagai salah satu teori
kebenaran tradisional (White, 1978) , teori
yang paling awal atau tua yang berangkat dari teori pengetahuan Aritoteles yang
menyatakan bahwa segala sesuatu yang kita ketahui adalah sesuatu yang dapat
dikembalikan pada kenyataan yang dikenal oleh subjek (Ackerman, 1965) , hal ini juga sebagaimana dikemukakan oleh
Hornie (1952) dalam bukunya Studies in Philosophy menyatakan
"The Correspondence theory is an old ane". Dan hal ini juga sesuai
dengan pendapat Kattsoff (1986) yang menyatakan bahwa "kebenaran atau
keadaan benar berupa kesesuaian (correspondence) antara makna
yang dimaksudkan oleh suatu pernyataan dengan apa yang sungguh-sugguh merupakan
halnya atau apa yang merupakan fakta-faktanya. Teori ini
adalah teori yang Sangat menghargai pengamatan dan pengujian empiris, teori ini
lebih menekankan cara kerja pengetahuan aposterion, menegaskan dualitas antara
S dan O. Pengenal dan yang dikenal, dan menekankan bukti bagi kebenaran suatu
pengetahuan.
-
Kriteria Kebenaran Korespondensi
Teori ini juga dapat diartikan, bahwa kebenaran
itu adalah kesesuaian dengan fakta, keselarasan dengan realitas, dan keserasian
dengan situasi aktual. Sebagai contoh, jika seorang menyatakan bahwa
"Kuala lumpur adalah Ibu Kota Negara Malaysia", pernyataan itu benar
karena pernyataan tersebut berkoresponden , memang menjadi Ibu Kota Negara
Malaysia. Sekiranya ada orang yang menyatakan bahwa "Ibu Kota Malaysia
adalah Kelantan", maka pernyataan itu tidak benar, karena objeknya tidak
berkoresponden dengan pernyataan tersebut
b.
Teori kebenaran
Koherensi
Tokoh Koherensi dan Pengertiannya Teori kebenran
lain yang dikenal tradisional juga adalah teori kebenaran Koherensi. Teori
Koherensi dibangun oleh para pemikir rationalis seperti Leibniz, Spinoza,
Hegel, dan Bradley. Menurut Kattsoff (1986) dalam bukunya Elements
of Philosophy "...... suatu
proposisi cendrung cendrung benar jika proposisi tersebut dalam keadaan saling
berhubungan dengan prosisi-prosisi lain yang benar, ata jika makna yang
dikandungnya dalam keadaan saling berhubungan dengan pengalaman kita ". Teori kebenaran
koherensi ini biasa disebut juga dengan teori konsitensi. Pengertian dari teori
kebenaran koherensi ini adalah teori kebenaran yangØ medasarkan
suatu kebenaran pada adanya kesesuaian suatu pernyataan dengan
pernyataan-pernyataan lainnya yang sudah lebih dahulu diketahui, diterima dan
diakui kebenarannya.
- Kriteria Kebenaran Koherensi Teori ini juga
dapat diartikan, sebagai suatu pernyataan
yang dianggap benar kalau pernyataan tersebut koheran dan konsisten
dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya. Jadi, suatu pernyataan dianggap benar
apabila pernyataan tersebut dalam keadaan saling berhubungan dengan
pernyataan-pernyataan lain yang benar, atau jika makna yang dikandungnya dalam
keadaan saling berhubungan dengan pengalaman kita. Dengan kata lain, suatu
proposisi itu benar jika mempunyai hubungan dengan ide-ide dari proposisi yang
telah ada dan benar adanya. Contohnya, bila kita beranggapan bahwa semua
manusia akan mati adalah pernyataan yang selama ini memang benar adanya. Jika
Ahmad adalah manusia, maka pernyataan bahwa Ahmad pasti akan mati, merupakan
pernyataan yang benar pula. Sebab pernyataan yang kedua konsisten dengan
pernyataan yang pertama.
c.
Teori Kebenaran
Pragmatik
Tokoh Pragmatik
dan Pengertiannya White (1978) dalam bukunya Truth; Problem
in Philosophy, menyatakan teori kebenaran tradisional lainnya adalah
teori kebenarn pragmatik. Paham pragmatik sesungguhnya merupakan pandangan
filsafat kontemporer karena paham ini baru berkembang pada akhir abad XIX dan
aw al abad XX oleh tiga filusuf Amerika yaitu C.S Pierce, Wiliam James, dan
john Dewey. Menurut paham ini White lebih lanjut menyatakan bahwa: ".....
an idea --a term used loosly by these philosophers to cover any
"opinion, belif, statement, or what not"--is an instrument with a
paticuler function. A true ideas is one which fulfills its function, which
works; a false ideas is one does not." Pragmatik atau Pragmatisme adalah ajaran
mengenai pengertian, a theory of
meaning, ajaran mengenai pengertian, secara pragmatik di definisikan sebagai
berikut : "Jika saya bertindak pada objek A, Tindakan itu
dilaksanakan dengan cara X, Maka panca
indera saya akan mengalami Y."Jika kita terapkan difenisi diatas, dengan
menyebut objek A dalam bentuk istilah atau nama, katakanlah "pohon".
Maka rumus itu akan menjadi : "Jika saya
menjama batang pohon, maka saya akan merasakan sesuatu yang kasar" atau
"keras". Andaikata peristiwa terjadi pada musim panas: "Jika saya
berdiri diatas pohon, maka saya akan merasakan keteduhan". Maka
pragmatisme merupakan ajaran tentang pengertian, ialah pengertian suatu istilah
yang terjadi okeh karena sikap dan pengalaman. Ada 3 patokan yang di setujui aliran pragmatik
yaitu:
a)
Menolak segala
intelektualisme
b)
Aktualisme
c)
Meremehkan
logika formal
-
Kriteria Kebenaran Pragmatik Jadi menurut pandangan teori ini bahwa
suatu proposisi bernilai benar bila proposisi ini mempunyai
konsekuensi-konsekuensi praktis seperti yang terdapat secara inheren dalam
pernyataan itu sendiri. Karena setiap pernyataan selalu selalu terikat pada
hal-hal yang bersifat praktis, maka tiada kebenran yang bersifat mutlak, yang
berlaku umum, yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri, lepas dari akal yang
mengenal, sebab pengalaman itu berjalan terus dan segala yang dianggap benar
dalam perkembangannya pengalaman itu senatiasa berubah. Hal itu karena dalam
prakteknya apa yang dianggap benar dapat dikoreksi oleh pengalaman berikutmya.
Atau dengan kata lain bahwa suatu pengertian itu tak pernah benar melainkan
hanya dapat menjadi benar kalau saja dapat dimanfaatkan praktis.
4.
Bagaimanakah kira-kira proses yang terjadi ketika berpikir?
Menurut Dewey (1933) proses berpikir dari manusia normal mempunyai urutan sebagai berikut :
Menurut Dewey (1933) proses berpikir dari manusia normal mempunyai urutan sebagai berikut :
a. Timbul rasa sulit, baik
dalam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit mengenal sifat, ataupun dalam
menerangkan ha-hal yang muncul secara tiba-tiba.
b. Kemudian rasa sulit
tersebut diberi batasan dalam bentuk permasalahan.
c. Timbul suatu
kemungkinan pemecahan yang berupa reka-reka, hipotesa, inferensi atau teori.
d. Ide-ide pemecahan
diuraikan secara rasional dengan jalan mengumpulkan bukti-bukti (data).
e. Menguatkan pembuktian
tentang ide-ide di atas dan menyimpulkannya baik melalui keterangan-keterangan
ataupun percobaan-percobaan.
Dari keterangan di atas
dapat disimpulkan bahwa berpikir secara nalar mempunyai dua buah kriteria
penting, yaitu :
a. Ada unsur logis di
dalamnya dan
b. Ada unsur analitis di
dalamnya
Ciri pertama dari
berpikir adalah adanya unsur logis didalamnya. Tiap bentuk berpikir mempunyai
logikanya tersendiri. Dengan perkataan lain berpikir secara logis tidak lain
berpikir secara nalar.
Ciri kedua dari
berpikir adalah adanya unsur analitis di dalam berpikir itu sendiri. Dengan
logika yang ada ketika berpikir, maka kegiatan berpikir itu secara sendirinya
mempunyai sifat analitis.
5. Kontribusi
berasal dari bahasa inggris yaitu contribute, contribution, maknanya adalah
keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun sumbangan. Berarti dalam
hal ini kontribusi dapat berupa materi atau tindakan. Hal yang bersifat materi
misalnya seorang individu memberikan pinjaman terhadap pihak lain demi kebaikan
bersama. Kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan yaitu berupa perilaku
yang dilakukan oleh individu yang kemudian memberikan dampak baik positif
maupun negatif terhadap pihak lain. Sebagai contoh, seseorang melakukan kerja
bakti di daerah rumahnya demi menciptakan suasana asri di daerah tempat ia
tinggal sehingga memberikan dampak positif bagi penduduk maupun pendatang.
Dengan kontribusi berarti individu tersebut juga berusaha meningkatkan
efisisensi dan efektivitas hidupnya. Hal ini dilakukan dengan cara menajamkan
posisi perannya, sesuatu yang kemudian mejadi bidang spesialis, agar lebih
tepat sesuai dengan kompetensi. Kontribusi dapat diberikan dalam berbagai
bidang yaitu pemikiran, kepemimpinan, profesionalisme, finansial, dan lainnya
(Anne Ahira:2012).
6. Kualifikasi
peneliti Whitney (1960) memberikan beberapa criteria yang harus dimiliki
peneliti adalah sebagi berikut :
1) Daya nalar
2) Originalitas
3) Daya ingat
4) Kewaspadaan
5) Akurat
6) Dapat bekerja sama
7) Kesehatan
8) Semangat
9) Pandangan moral.
1) Daya nalar
2) Originalitas
3) Daya ingat
4) Kewaspadaan
5) Akurat
6) Dapat bekerja sama
7) Kesehatan
8) Semangat
9) Pandangan moral.
7. Penelitian
kualitatif adalah suatu
penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan dedukatif-induktif.
Pendekatan ini berawal dari suatu perangkat teori, gagasan para ahli maupun
pemahaman peneliti berdasarkan pemahamannya. Kemudian dikembangkan menjadi
permasalahan-permasalahan beserta pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh
pembenaran(verifikasi) dalam bentuk dukungan empiris di lapangan.
Penelitian kuantitatif
adalah penelitian yang dimaksud untuk mengungkapkan gejala secara
holistik-kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan
memanfaatkan diri sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif bersifat
deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif.
Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian
kualitatif. Ciri-ciri penelitian kualitatif mewarnai sifat dan bentuk
laporannya, oleh karena itu laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk
narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri
naturalistik yang penuh dengan nilai-nilai otentik.
8.
Tingkat ketrampilan dalam melaksanakan penelitian menurut Boyce dan
Evenson (1975), tingkat ketramplan dalam melaksanakan penelitian dapat dikategorikan
4 tingkat, yaitu :
a.
Keterampilan inventif (inventive skill). Keterangan inventif
merupakan sifat umum dari manusia. Seorang petani yang sederhana dapat
menemukan sesuatu dengan pengalaman. Keterampilan dinamakan keterampilan
inventif . Keterampilan jenis ini tidak memerlukan penataran ataupun training
secara formal.
b.
Keterampilan teknis-engineering. Sarjana-sarjana lulusan
universitas mempunyai keterampilan ini. Keterampilan ini adalah hasil dari
terapan dari text book untuk memecahkan masalah-masalah teknis yang dihadapi.
Secara umum, peneliti-peneliti dinegara berkembang, mempunyai keterampilan
jenis ini.
c.
Keterampilan teknis-ilmuah. Keterampilan teknis-ilmiah biasanya
diperoleh sesudah menamatkan program magister pada perguruan tinggi. Keterampilan
ini berjenis-jenis tingkatnya dan keterampilan yang diperoleh dapat menguasai
teknik dan cukup kemampuan ilmiah serta ackground teori dalam mengadakan
analisis.
d.
Keterampilan ilmiah konseptual
Dengan meningkatnya deraja keilmuan seseorang dan semakin dekatnya seseorang mencapai scientific frontier of knowledge serta pengalaman yang cukup banyak, maka sipeneliti telah memperoleh keterampilan konsepsional. Skill ini dipunyai oleh peneliti yang cukup berpengalaman dan oleh Doktor-doktor Filosofi.
Dengan meningkatnya deraja keilmuan seseorang dan semakin dekatnya seseorang mencapai scientific frontier of knowledge serta pengalaman yang cukup banyak, maka sipeneliti telah memperoleh keterampilan konsepsional. Skill ini dipunyai oleh peneliti yang cukup berpengalaman dan oleh Doktor-doktor Filosofi.
JAWABAN PERTEMUAN 2
1. Metode Penelitian
Sejarah
Sebelum melakukan
penelitian sejarah kita harus mengerti terlebih dahulu apa itu metode dalam
penelitian sejarah. Metode penelitian sejarah adalah metode atau cara yang
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian peristiwa sejarah dan
permasalahannya. Dengan kata lain, metode penelitian sejarah adalah instrumen
untuk merekonstruksi peristiwa sejarah (history as past actuality) menjadi
sejarah sebagai kisah (history as written). Dalam ruang lingkup Ilmu Sejarah,
metode penelitian itu disebut metode sejarah. Metode sejarah digunakan sebagai
metode penelitian, pada prinsipnya bertujuan untuk menjawab enam pertanyaan (5
W dan 1 H) yang merupakan elemen dasar penulisan sejarah, yaitu what (apa),
when (kapan), where (dimana), who (siapa), why (mengapa), dan how (bagaimana).
Pertanyaan pertanyaan itu konkretnya adalah: Apa (peristiwa apa) yang terjadi?
Kapan terjadinya? Di mana terjadinya? Siapa yang terlibat dalam peristiwa itu?
Mengapa peristiwa itu terjadi? Bagaimana proses terjadinya peristiwa itu?
Metode penelitian
sejarah menurut Nugroho Notosusanto
meliputi empat langkah yaitu heuristik, verifikasi, interprestasi dan
historiografi. Sebelum masuk dalam penelitian sejarah, yang perlu di lakukan
oleh peneliti adalah menentukan topic dan merumuskan masalah. Metode penelitian
sejarah menurut Nogroho Notosusanto
:
a) Heuristik
(Menemukan), Tahapan pertama yaitu mencari dan mengumpulkan sumber yang
berhubungan dengan topik yang akan dibahas. Mengumpulkan sumber yang diperlukan
dalam penulisan ini merupakan pekerjaan pokok yang dapat dikatakan
gampang-gampang susah, sehingga diperlukan kesabaran dari penulis. Heuristic
berasal dari bahasa Yunani Heuriskein artinya sama dengan to find yang baerati
tidak hanya menemukan, tetapi mencari dahulu. Pada tahap ini, kegiatan
diarahkan pada penjajakan, pencarian, dan pengumpulan sumber-sumber yang akan
diteliti, baik yang terdapat dilokasi penelitian, temuan benda maupun sumber
lisan. Notosusanto (1971:18)
b) Verifikasi (Kritik
Sumber), Pada tahap ini, sumber yang telah dikumpulkan pada kegiatan heuristik
yang berupa; buku-buku yang relevan dengan pembahasan yan terkait, maupun hasil
temuan dilapangan tentang bukti-bukti dilapangan tentang pembahasan. Setelah
bukti itu atau data itu ditemukan maka dilakukan penyaringan atau penyeleksian
dengan mengacu pada prosedur yang ada, yakni sumber yang faktual dan
orisinalnya terjamin. Tahapan kritik ini tentu saja memiliki tujuan tertentu
dalam pelaksanaannya. Salah satu tujuan yang dapat diperoleh dalam tahapan
kritik ini adalah otentitas (authenticity).
c) Interpretasi,
Setelah melalui tahapan kritik sumber, kemudian dilakukan interpretasi atau
penafsiran terhadap fakta sejarah yang diperoleh dari arsip, buku-buku yang
relevan dengan pembahasan, maupun hasil penelitian langsung dilapangan. Tahapan
ini menuntut kehati-hatian dan integritas penulis untuk menghindari
interpretasi yang subjektif terhadap fakta yang satu dengan fakta yang lainnya,
agar ditemukan kesimpulan atau gambaran sejarah yang ilmiah.
d) Historiografi,
Historiografi atau penulisan sejarah merupakan tahapan akhir dariseluruh
rangkaian dari metode historis. Tahapan heuristik, kritik sumber,serta
interpretasi, kemudian dielaborasi sehingga menghasilkan sebuah historiografi.
2.
Remain adalah bahan-bahan tulisan yang memiliki nilai sejarah yang terdapat
tanpa suatu kesadaran untuk menghasilkannya. Contohnya candi, sendok, dan perkakas-perkakas lainnya.
Sedangkan dokumen berasal dari
bahasa latin yaitu docere, yang berarti mengajar. Pengertian dari kata dokumen
ini menurut Louis Gottschalk (1986;
38) seringkali digunakan para ahli dalam dua pengertian, yaitu pertama, berarti
sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada kesaksian
lisan, artefak, peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-petilasan
arkeologis. Pengertian kedua diperuntukan bagi surat-surat resmi dan
surat-surat negara seperti surat perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi, dan
lainnya. Lebih lanjut, Gottschalk
menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam pengertiannya yang lebih luas
berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik
itu yang bersifat tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis. Contohnya undangan, memorandum, dan nsurat.
3. Penelitian Sejarah Komparatif, Penelitian
Yuridis atau Legal, Penelitian Biografis dan Penelitian Bibliografis
a. Penelitian Sejarah Komparatif Jika penelitian dengan metode sejarah dikerjakan untuk membandingkan
faktor-faktor dari fenomena-fenomena sejenis pada suatu periode masa lampau,
maka penelitian tersebut dinamakan penelitian sejarah komparatif. Misalnya,
ingin diperbandingkan sistem pengajaran di Cina dan Jawa, dan pada masa
kerajaan Majapahit. Dalam hal ini, si peneliti ingin memperlihatkan unsur-unsur
perbedaan dan persamaan dari fenomena-fenomena sejenis. Atau misalnya seorang
peneliti ingin membandingkan usaha tani serta faktor sosial yang mempengaruhi
usaha tani dari beberapa negara dan membandingkannya dengan usaha tani
Indonesia dalam tahap-tahap trend waktu zaman pertengahan.
b. Penelitian Yuridis atau Legal Jika dalam metode sejarah diinginkan untuk menyelidiki hal-hal yang
menyangkut dengan hukum, baik hukum formal ataupun hukum nonformal dalam masa
yang lalu, maka penelitian sejarah tersebut digolongkan dalam penelitian
yuridis. Misalnya peneliti ingin mengetahui dan menganalisa tentang
keputusan-keputusan pengadilan akibat-akibat hukum adat serta pengaruhnyha
terhadap suatu masyarakat pada masa lampau, serta ingin membuat generalisasi
tentang pengaruh-pengaruh hukum tersebut atas masyarakat, maka penelitian
sejarah tersebut termasuk dalam penelitian yuridis.
c. Penelitian Biografis Metode sejarah yang digunakan untuk meneliti kehidupan seseorang dan hubungannya dengan masyarakat dinamakan penelitian
biografis. Dalam penelitian ini, diteliti sifat-sifat, watak, pengaruh, baik
pengaruh lingkungan maupun pengaruh pemikiran dan ide dari subjek penelitian
dalam masa hidupnya, serta pembentukan watak figur yang diterima selama
hayatnya. Sumber-sumber data sejarah untuk penelitian biografis antara lain:
surat-surat pribadi, buku harian, hasil karya seseorang, karangan-karangan
seseorang tentang figur yang diselidiki ataupun catatan-catatan teman dari
orang yang diteliti tersebut.
d. Penelitian Bibliografis Penelitian dengan metode sejarah untuk mencari, menganalisa, membuat
interpretasi serta generalisasi dari fakta-fakta yang merupakan pendapat para
ahli dalam suatu masalah atau suatu organisasi dikelompokkan dalam Penelitian
Bibliografis. Penelitian ini mencakup hasil pemikiran dan ide yang telah
ditulis oleh pemikir-pemikir dan ahli-ahli. Kerja penelitian ini termasuk
menghimpun karya-karya tertentu dari seorang penulis atau seorang filosof dan
menerbitkan kembali dokumen-dokumen unik yang dianggap hilang dan tersembunyi seraya
memberikan interpretasi serta generalisasi yang tepat terhadap karya-karya
tersebut.
4. Metode survei
dengan studi kasus meliputi:
(1) Sasaran
penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen.
(2) Sasaran-sasaran
tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar
atau konteksnya masing-masing dengan maksud untuk mernahami berbagai kaitan
yang ada di antara variabel-variabelnya.
5. Kelemahan yang
dimiliki oleh studi kasus dilihat dari kacamata penelitian kualitatif,studi kasus
di persoalkan dari segi validitas,reliabilitas dan generalilsasi. Namun studi
kasus yang sifatnya unik dan kualitatif tidak dapat diukur dengan parameter
yang digunakan dalam penelitian kuantitatif,yang bertujuan untuk mencari
generalisasi.
6.
kebaikan-kebaikan
adanya teman di dalam meneliti (team work)yaitu:
a.
Berbagi
informasi, wawasan, dan perspektif.
b.
Bembuat
keputusan yang mendukung setiap
individu untuk melakukan nya pekerjaan sendiri yang lebih
baik.
c.
Memperkuat
standar individu masing-masing kinerja. Belajar anggota cenderung
memiliki tanggung jawab bersama, sedangkan anggota kelompok kadang-kadang
bekerja sedikit lebih mandiri dengan motivasi yang lebih besar untuk mencapai tujuan pribadi.
memiliki tanggung jawab bersama, sedangkan anggota kelompok kadang-kadang
bekerja sedikit lebih mandiri dengan motivasi yang lebih besar untuk mencapai tujuan pribadi.
7.
Hubungan antara
penelitian dan tindakan adalah peneliti mencermati kajiannya pada proses dan
akibat dari tindakan yang dibuatnya. Berdasar hasil pencermatan itulah,
kemudian dilakukan tindakan lanjutan yang merupakan perbaikan dari tindakan
pertama (disebut sebagai siklus), untuk dapat memperoleh informasi yang mantap
tentang dampak tindakan yang dibuatnya.
8.
Penelitian eksperimen itu
ada perlakuan pada objek yang kita teliti, misalnya kita ingin mengamati
pengaruh pupuk urea pada pertumbuhan tanaman jambu, jadi kmu memberikan
perlakuan terhadap tanaman jambu dengan memberikan pupuk urea pada kadar
tertentu dan dibandingkan dengan tanaman yang tidak diberikan pupuk
urea(kontrol). jadi ada perlakuan pada objek penelitian. Sedangkan Penelitian
deskriptif hanya mengamati tanpa memberikan perlakuan atau intervensi pada
objek yang diteliti, misalnya kita meneliti tentang kadar pengaruh timbal
terhadap IQ, atau tingkat pengetahuan tentang infeksi seksual menular anak SMA.
Jadi disini kita hanya mengukur atau mengamati tanpa ada intervensi pada objek
yang diteliti.
No comments:
Post a Comment